Mengapa Penting Memahami Cara Kerja Hydrant Pillar?
Hydrant pillar adalah “jembatan” antara sumber air dan petugas pemadam kebakaran. Tanpa pemahaman cara kerjanya, sistem proteksi bisa gagal berfungsi saat darurat.
Alur Kerja Hydrant Pillar
- Sumber Air Bertekanan
- Air berasal dari reservoir atau tangki bawah tanah.
- Dipompa menggunakan fire pump agar memiliki tekanan stabil.
- Aliran Menuju Pipa Utama (Main Pipe)
- Air bertekanan dialirkan ke jaringan pipa bawah tanah (underground hydrant system).
- Koneksi ke Hydrant Pillar
- Hydrant pillar dipasang di titik strategis di atas tanah.
- Inlet bawah tanah terhubung langsung dengan pipa utama.
- Valve Dibuka oleh Petugas
- Saat darurat, petugas membuka valve hydrant pillar.
- Air bertekanan keluar melalui outlet sesuai jumlah koneksi (single, double, atau triple).
- Penggunaan Selang Pemadam
- Selang (fire hose) dihubungkan ke outlet hydrant pillar.
- Air disalurkan ke nozzle untuk diarahkan langsung ke titik api.
Ilustrasi Sederhana Cara Kerja
Reservoir/Tangki → Fire Pump → Pipa Bawah Tanah → Hydrant Pillar → Selang → Nozzle → Titik Api
Kaitan Hydrant Pillar dengan Komponen Lain
- Hydrant Box & Hose Reel → menyediakan selang & nozzle siap pakai.
- Hydrant Valve → mengatur aliran air di dalam box.
- Fire Pump → menjaga tekanan air agar sesuai kebutuhan.
Semua komponen ini bekerja terintegrasi agar sistem pemadam selalu responsif.
Tips Agar Hydrant Pillar Berfungsi Optimal
- Pastikan tekanan pompa sesuai standar (8–10 bar).
- Rutin lakukan flushing untuk menghindari endapan dalam pipa.
- Cek fungsi valve dan kondisi outlet secara berkala.
Kesimpulan
Hydrant pillar bekerja sebagai penghubung utama antara jaringan pipa air bertekanan dengan petugas pemadam di lapangan. Dengan pemahaman cara kerja yang benar serta perawatan rutin, sistem ini dapat menjadi senjata efektif dalam menghadapi kebakaran.
👉 Pastikan hydrant pillar di gedung atau area industri Anda selalu dalam kondisi prima dengan melakukan instalasi sesuai standar dan perawatan berkala.
Jathika Berlian 